Rabu, 27 Juli 2011

TEKNIK MENGHINDARI KEBOSANAN DALAM MEMFASILITASI

Ass. wr. wb.
Bismillaahiirrahmaannirraahiim
Apa kabar sahabat, kali ini saya akan menulis tentang bagaimana proses pembelajaran yang tidak membosankan. Tidak sedikit peserta latih datang dengan kondisi yang capek, terpaksa, asal datang, merasa lebih pintar, atau demotivasi lainnya yang bisa menghambat proses pembelajaran.  Hal ini akan mempengaruhi suasana kelas baik secara individu maupun secara keseluruhan. Ada beberapa kunci yang mampu mengurangi hal tersebut dengan prinsip belajar orang dewasa. Orang dewasa sangat tidak mau diintervensi/penekanan dalam proses belajar. Sehingga teknik yang digunakan adalah dengan metode partisipatif melibatkan seluruh peserta dala proses pembelajaran. Cara tersebut antara lain diawali dengan komitmen/kesepakatan sebagai berikut :
  1. Katakan bahwa setiap orang adalah guru, artinya setiap orang punya kekurangan dan kelebihan. Hal ini memancing dan memicu peserta yang tahu/mampu untuk menyampaikan  atau ikut terlibat langsung. Setiap jawaban adalah asset yang berharga, sehingga segera tulis di papan plif chart/white board/laptop untuk tetap didokumentasikan. Ingat setiap jawaban diapresiasi dengan penghargaan dengan ucapan terima kasih, pujian atau hal lain ( misal peserta diberi hadiah-hadiah kecil). Hal ini akan membangkitkan peserta lain, karena pada prinsipnya setiap orang senang diakui akan kemampuan dirinya. (aktualisasi diri)
  2. Setiap suara adalah nyanyian bahkan DO'A, artinya memotivasi peserta untuk selalu berfikir positif terhadap apapun yang diucapkan. sehingga diharapkan akan terjadinya diskusi yang menghasilkan proses pembelajaran terbaik, dan mengingatkan bahwa sebetulnya kebenaran itu datangnya dari Allah. SWT.
  3. Setiap gerak adalah tarian, artinya memotivasi peserta yang kadang tidak mampu mengucapkan dengan kata - kata, tapi sangat pandai mengatakan dalam gerak/mimik muka. Dalam jenis komunikasi disebut dengan komunikasi nonverbal. Penyampaian dengan gerak/komunikasi nonverbal ternyata berkontribusi besar terhadap keberhasilan komunikasi/pembelajaran.
  4. Setiap gambar adalah lukisan, artinya yang disampaikan tidak selamanya lisan, kadang peserta ada yang senang menggambar, menampilkan poto2, atau dalam bentuk lainnya. Bangkitkan minat peserta sesuai dengan kemampuan dan keinginannya.
  5. Setiap tempat adalah kelas/sekolah, artinya tidak selamanya proses pembelajaran ada di dalam kelas, dengan kursi dan meja, yang kadang membuat kaku untuk bergerak. Sesekali peserta bisa diajak di halaman,  taman, danau, perpustakaan, bahkan bisa melihat ke objek langsung sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Akomodir apa yang diinginkan peserta, bukan hanya memikirkan kebutuhan fasilitator saja.Contoh ketika berbicara materi Manajemen Perkantoran Modern, boleh jadi peserta lebih senang ketika diajak langsung objek ke bagian kepegawaian, melihat arsip surat dan sarana lainnya sesuai dengan materi yang diajarkan.
KESIMPULANNYA : Libatkan peserta jangan asyik sendiri ketika memfasilitasi

Semoga bermanfaat! 


Terima kasih yang tulus bagi temen2:
HSP Jawa Barat Tahun 2006-2009
(Teh Susan, kang firdaus, kang yayat, kang jabar, akang teteh lainnya); yang telah banyak mengajari saya
Temen2 promkes Dinkes Kab. Cianjur
Balai Besar Pelatihan Ciloto, yang telah banyak memberi ruang dan waktu untuk selalu bereksperimen
Etc.


Rujukan :
1. Slide Power point Pelatihan Desa Siaga di Jawa Barat
2. Etc.
 

1 komentar:

  1. Assalamualaikum wr wb, terimakasih atas tulisan akang. Sangat bermanfaat. Selamat berkarya. (ine indrati sigit)

    BalasHapus